Sabtu, 09 September 2017

Ibunda Debora: Dokter Tak Kasih Penjelasan Kenapa Anak Saya Meninggal



Duka mendalam masih menyelimuti perasaan Henny Silalahi yang ditinggal pergi anak bungsunya Tiara Debora Simanjorang, Bayi berusia 4 bulan itu meninggal di IGD RS Mitra Keluarga Kalideres.

Debora yang kritis harusnya mendapat perawatan intensif di ruang PICU, namun pihak rumah sakit tidak melakukan hal itu lantaran orang tua Debora tidak bisa membayar uang muka (DP) sebesar Rp 19.800.000.

Debora yang kritis hanya dirawat oleh dokter jaga di ruang IGD, hingga akhirnya dia menghembuskan nafas terakhir. Henny mengatakan waktu itu sudah berusaha mengumpulkan uang sebesar Rp 5 juta untuk membayar ke rumah sakit. Tetapi pihak rumah sakit menolak dan memaksa untuk tetap dilunasi.

Henny sebenarnya sudah ikhlas anaknya pergi, namun perlakuan rumah sakit terhadap dia dan anaknya itu yang membuat dia kecewa. Dia akan lebih ikhlas bila Debora meninggal tetapi sudah mendapat perawatan maksimal di ruang PICU, bukan hanya ditangani di IGD.

"Sampai sekarang saya nggak dikasih tahu sama dokternya kenapa anak saya meninggal," kata Henny saat ditemui di rumahnya di kawasan Benda, Tangerang, Sabtu (9/9/2017).

Menurutnya dokter kala itu hanya menyampaikan bela sungkawa. Henny justru mendapat informasi dari suster. Henny menyebut di IGD anaknya sempat membaik, namun setelah itu kembali memburuk.

"Oh iya Bu harusnya anak ibu masuk PICU tetapi karena nggak masuk PICU nggak dapat perawatan intensif jadi semakin memburuk," kata suster seperti yang ditirukan Henny.

Mendengar itu Henny sedih dan marah karena seharusnya anaknya diperjuangkan untuk hidup dan tidak dibiarkan di IGD hanya karena dia tidak punya cukup uang.

Pihak RS Mitra Keluarga Kalideres dalam situs resminya memberikan pernyataan mengenai kematian Debora. RS Mitra Keluarga menyebut pasien memiliki riwayat lahir premature memiliki riwayat penyakit jantung bawaan (PDA) dan keadaan gizi kurang baik

Dalam pemeriksaan didapatkan napas berat dan banyak dahak, saturasi oksigen sangat rendah, nadi 60 kali per menit, suhu badan 39 derajat celcius.

Pasien segera dilakukan tindakan penyelamatan nyawa (life svaging) berupa penyedotan lendir, dipasang selang ke lambung dan intubasi (pasang selang napas), lalu dilakukan bagging atau pemompaan oksigen dengan menggunakan tangan melalui selang napas, infus, obat suntikan, dan diberikan pengencer dahak (nebulizer). Pemeriksaan laboratorium dan radiologi segera dilakukan.

Kondisi setelah dilakukan intubasi lebih baik, sianosis (kebiruan) berkurang, saturasi oksigen membaik, walaupun kondisi pasien masih sangat kritis. Dokter juga menjelaskan kondisi pasien kepada sang ibu. Kemudian dianjurkan untuk penanganan di ruang PICU.

Namun karena biaya perawatan di ruang itu besar dan keluarga pasien tidak bisa membayar, pihak rumah sakit menyarankan untuk dirujuk ke RS yang bekerjasama dengan BPJS. RS Mitra Keluarga tidak bekerjasama dengan BPJS.

Sebelum sempat dirujuk, ternyata kondisi pasien memburuk. Dokter segera melakukan pertolongan pada pasien. Setelah melakukan resusitasi jantung paru selama 20 menit, segala upaya yang dilakukan tidak dapat menyelamatkan nyawa pasien.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Welcome To WorldHobi Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino